https://www.fathur.web.id/2025/01/akankah-kebijakan-perbukuan-akan-berubah.html
Foto presiden Indonesia Bapak Prabowo Subianto yang tengah mengunjungi sebuah toko buku di New Delhi menjadi sorotan publik. Foto tersebut diambil di sebuah toko buku yang bernama Bahrisons Book Store yang berada di kawasan Khan Market, yang tidak terlalu jauh letaknya dari Rashtravati Bhawan, foto yang epik dan menggambarkan kecerdasan seorang Prabowo,
Penulis coba membaca dan menerawang pikiran sosok presiden ditengah tumpukan buku-buku tersebut, yang mungkin akan menjadi sebuah kebijakan nasional yang revolusioner.
Harga buku di India relatif lebih murah bahkan sangat murah jika dibandingkan harga buku di Indonesia. Hal ini disebabkan banyak faktor diantaranya biaya produksi (tenaga kerja dan bahan baku) yang murah dan adanya kebijakan insentif/subsidi dari pemerintah guna mendukung literasi.
India juga memiliki perusahaan negara seperti National Book Trust dan Sahitya Akademi yang menerbitkan buku-buku untuk mempromosikan literasi dan kebudayaan, serta mendukung penerbitan karya sastra berbahasa lokal. Selain itu juga ada National Council of Educational Research and Training (NCERT) merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk mencetak buku pelajaran sekolah. NCERT menyediakan kurikulum dan buku teks untuk sekolah-sekolah di seluruh India dengan harga murah dan terjangkau.
Beberapa negara bagian di India seperti New Delhi dan Ghujarat melakukan pembatasan bahkan melarang penggunaan ponsel di sekolah disamping terkait untuk menekan dampak buruk penggunaan ponsel juga mendorong penggunaan buku sebagai sumber belajar utama.
Dengan mengurangi gangguan dari ponsel, siswa diharapkan lebih fokus pada pembelajaran tradisional dan membangun kebiasaan membaca buku. Kebijakan pelarangan ponsel ini juga didukung dengan penyediaan fasilitas perpustakaan yang lengkap dan modern di sekolah-sekolah hingga Perguruan Tinggi. Koleksi buku-buku juga selalu diupdate termasuk bahan bacaan seperti koran dan majalah.
MUNGKIN, Bapak Presiden akan memghidupkan kembali Balai Pustaka atau membentuk perusahaan baru untuk mencetak buku-buku mata pelajaran dan langsung medistribusikannya kesekolah-sekolah hingga ke perguruan tinggi guna menekan biaya produksi dan memangkas jalur distribusi.
Pusat Perbukuan yang ada saat ini mungkin juga bisa diberdayakan guna Reformasi dibidang perbukuan untuk mendukung kebijakan tersebut yakni menjadikan buku sebagai jendela dunia.
Dan yang tidak kalah penting adalah Reformasi dan pberdayaan perpustakaan-perpustakaan sekolah, perpustakaan daerah dan perpustakaan masyarakat guna menjembatani pelajar, mahasiswa dan masyarakat dengan jendela dunia dengan koleksi yang lengkap baik kualitas maupun kuantisas serta variasinya. Ini adalah investasi masa depan dengan harga sekarang.
Fathur Rachim
Ketua Umum HIPPER Indonesia
https://www.hipper.or.id
Terimakasih atas saran dan tanggapannya, segera akan dibalas !