BANTUAN KUOTA KEMDIKBUD 2021 BISA MENJEBAK ANDA?
Kuota GRATIS yang diberikan dan disalurkan tersebut dilakukan pada tanggal 11-15 setiap bulannya mulai bulan Maret hingga Mei 2021 menurut buku saku yang di rilis resmi dari situs kemdigbud.go.id dan ditegaskan dalam Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 4 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Paket Kuota Data Internet Tahun 2021.
Berbeda dengan tahun sebelumnya dimana bantuan kuota internet kemdibud dibagi untuk kuota umum, kuota belajar dengan proporsi tertentu, tahun 2021 ini semua kuota internet atau kuota belajar tersebut murni merupakan kuota umum* semua jaringan dengan S/K.
Namun beberapa hari terakhir, pasca kuota belajar tersebut diluncurkan dan diterima guru, kami mendapatkan keluhan dan laporan dari beberapa guru bahwa pulsa di smartphone mereka tiba-tiba berkurang, bahkan lenyap tak bersisa. Mjulai dari yang kehilangan belasan ribu hingga seratusan ribu lebih.
Lalu apa yang menyebabkan hal tersbut bisa terjadi?
- kemungkinan pengaturan di HP anda memang prioritas penggunaan data diambil dari pulsa, bukan dari paket data.
- kemungkinan kedua, anda berlangganan sms premium, disadari atau tanpa anda sadari
- dan yang terkhir dan cukup membuat anda mungkin merasa "terperangkap" adalah bahwa kuota umum Kemdikbud ber prasyarat.
Ya, berdasarkan dari situs resmi Kemdikbud, bahwa KUOTA UMUM yang dimaksud tersbut tidak MURNI karena berprasyarat. Adapun persyaratannya sebagai berikut:
- tidak bisa digunakan untuk mengakses situs yang di blokir oleh KOMINFO
- Facebook, dan
- Tiktok
Daftar situs dan aplikasi yang dikecualikan di atas dapat bertambah sewaktu-waktu.
Artinya jika anda tidak memiliki paket data internet pendamping lainnya maka bisa dipastikan saat anda mengakses dan menonton film di Facebook misalnya, akan menggunakan PULSA anda sebagai kompensasi data, karena Facebook termasuk yang dikecualikan dari paket internet kemdikbud.
Maka, jika anda ingin tetap menggunakan paket Kemdibud, harus disertai paket PENDAMPING, jika tidak maka jangankan 100 ribu, satu jutapun bisa habis dalam seminggu, terlebih untuk provider-provider tertentu.
Jika kita coba berandai-andai dan berhitung kasar, misal saat ini ada sekitar 3 Juta guru, dari 3 juta yang memenuhi syarat dan berhak memperoleh bantuan kuota belajar 2/3 nya yakni 2 Juta guru, dan dari 2 Juta tersebut 30%nya bernasib sial karena tidak mengetahui ketentuan mengenai "kuota umum" tersebut dan diasumsikan telah tersedot 10 ribu baru yang bersangkutan sadar, maka bisa dipastikan POTENSI total kerugian GURU mencapai 6 Milyar. Belum siswa, dosen dan mahasiswa.
Ingat-ingat, jangan sampai berharap untung, malah menjadi buntung !
Waspadalah-waspadalah.
Alhamdulillah youtube tidak masuk golongan yang di blokir.
BalasHapus