MENGENAL RAPID TEST ANTIGEN YANG AKAN DIBERLAKUKAN UNTUK PESAWAT DAN KERETA
Jelang libur panjang Natal dan Tahun Baru dan masa puncak gelombang kedua pandemi di Indonesia berbagai upaya dilakukan pemerintah. Salah satu upaya tersebut yang sekarang sedang menjadi perbincangan di media sosial dan digital adalah mengenai rencana pemberlakuan penyertaan hasil Rapid Test ANTIGEN untuk mereka yang berpergian menggunakan transportasi udara dan kereta api.
Sebenarnya apa sih Rapid Test ANTIGEN itu?
Rapid Test ANTIGEN adalah sebuah teknik atau metode yang digunakan untuk mengetahui seseorang terindikasi dan terpapar Sars Cov-2 atau Covid-19 atau tidak. Metode test cepat ini sebenarnya hampir sama dengan metode Rapid Test biasa yang mungkin pernah anda lakukan dengan pengambilan sampel darah, bedanya untuk Rapid Test ANTIGEN sampelnya diambil di hidung atau menggunakan metode SWAB NASOFARING.
Sedikit berbeda dengan SWAB PCR, SWAB ANTIGEN atau RAPID TEST ANTIGEN pengambilan sampel hanya dilakukan di Hidung, sedangkan SWAB PCR untuk sampelnya diambil di hidung dan tenggorokan. Untuk Swab ANTIGEN, hasilnya dapat diketahui relatif lebih cepat dari Swab PCR, hasil biasanya bisa diketahui sekitar 1 jam.
Beberapa hasil test yang akan tampil di Surat Keterangan yang akan anda dapatkan juga mirip dengan Rapid Test biasa yang akan tertulis "Antigen SarCov-2 : NON REAKTIF / REAKTIF" atau "Antigen SarCov-2 : NEGATIF / POSITIF" .
Baca juga : Mengenali Gejala Corona dan Pencegahannya
JIka hasil Reaktif atau Positif, maknanya menunjukan adanya antigen RNA SARS Cov-2, namun jika hasil Non-Reaktif / Negatif dan memiliki gejala klinis maka perlu dikonfirmasi dengan uji molekuler melalui RT PCR atau Swab PCR.
Biaya Swab ANTIGEN ini relatif lebih mahal dari Rapdi Test biasa, namun relatif lebih murah dari Swab PCR. Sebagai perbandingan, saat ini di kota Samarinda biaya Rapid Test dengan sampling darah berkisar 150 ribu rupiah, sedangkan Swab ANTIGEN berkisar 450 ribu rupiah, sedangkan Swab PCR berkisar 1 Juta rupiah.
Bagi mereka para "alumni" Covid-19 yang telah berhasil melewati masa-masa kritis (yang bergejala) maupun yang tanpa gejala (OTG) maka satu-satunya cara relatif murah dan cepat untuk dokumen perjalanan berpergian via transportasi udara adalah dengan menggunakan Swab ANTIGEN.
Mengapa harus swab ANTIGEN?
Karena jika para "alumni" menggunakan Rapid Test biasa, maka hampir bisa dipastikan hasilnya adalah REAKTIF, karena Antibodi yang terbentuk pasca terpapar Covid-19 di darah/tubuh para "alumni" akan tetap ada hingga berbulan-bulan bisa 3-6 bulan atau lebih. Namun jika para "alumni" melakukan melalui Swab ANTIGEN maka hasilnya akan Non-Reaktif/Negatif .
Bahkan para "alumni" Covid-19 ini mulai dicari untuk diminta "bantuannya" melalui donor plasma untuk membantu para pasien yang membutuhkan.
Sehingga, jika tujuan untuk menekan penyebaran Covid-19 saat libur Natal dan Tahun Baru serta Libur Pengganti Cuti Bersama Lebaran 2020 pada akhir Desember ini, maka tentunya akan lebih baik jika tetap menggunakan Rapid Test biasa, karena jika diumpamakan JALA, maka jalanya akan dapat menangkap ikan-ikan kecil, sedangkan SWAB ANTIGEN untuk ikan-ikan yang relatif lebih besar.
Dengan Swab ANTIGEN jika mereka adalah "Alumni" maka memang jauh lebih baik sebagai screening untuk seseorang memasuki suatu wilayah maupun menggunakan transportasi udara/kereta, namun jika mereka bukan "alumni" maka resikonya tetap akan sama saja dengan yang biasa.
Tulisan ini hanya sekedar OPINI penulis saja.
Rapat yang diadakan secara virtual itu dipimpin langsung oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Senin lalu. Diketahui Luhut juga merupakan Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Terimakasih atas saran dan tanggapannya, segera akan dibalas !