ANALISIS "KERACUNAN" BIMBINGAN TIK (K13) DAN TIK/KKPI (KTSP)
https://www.fathur.web.id/2016/01/analisis-keracunan-bimbingan-tik-k13.html
Berdasarkan tabel tersebut, sampel yang manakah yang dilaksanakan disekolah Anda saat ini ? Ideal dan harapan anda sebenarnya seperti apa ? Tulisan ini kami buat untuk kembali menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada kami, agar sedikit ada pencerahan. Contoh kasus di "SMA SWASTA" diatas adalah opsi/pilihan yang paling banyak diambil oleh sekolah untuk menjadi kebijakan sekolah karena akan mengurangi beban operasional sekolah berupa gaji/honor, mengurangi beban TM siswa sehingga bisa dialihkan ke mapel lainnya.
Bagaimana dengan konten/materi yang diajarkan ? Jawabannya hampir-hampir tidak ada karena sifatnya individual dan kasuistis siswa. Lalu bagaimana capaian kompetensi siswa ? Karena sifatnya optional dan kasuistis maka tidak semua siswa akan melakukan dan memanfaatkan ruang Bimbingan TIK terlebih lagi karena waktu Bimbingan TIK tidak terjadual di jam utama, andai adapun hanya sebulan sekali seperti Konseling/BK.
Selanjutnya karena tidak semua siswa mengikuti Bimbingan TIK karena opsi sekolah memilih Bimbingan TIK Individual, ada 3 jenis siswa disini, yang pertama adalah "siswa sakit" maka siswa tersebut akan melakukan Bimbingan TIK, yang kedua adalah siswa yang ingin mendapat pengetahuan TIK lebih dengan memanfaatkan Bimbingan TIK, dan yang ketiga adalah siswa yang merasa "tidak sakit" (jumlah ini paling banyak) sehingga mereka tidak akan memanfaatkan Bimbingan TIK. Sehingga tidak akan semua siswa memperoleh laporan penilaian Bimbingan TIK, karena ada yang mengikuti dan ada yang tidak mengikuti. Apakah yang tidak mengikuti Bimbingan TIK maka NILAINYA "NOL" ataukah diasumsikan yang tidak mengikuti Bimbingan TIK Nilainya "100" karena dianggap Pintar ?
Laporan Bimbingan TIK akan diabaikan karena terpisah dari LHBS utama dan tidak masuk di Ijasah seperti pada KTSP. Dari sisi capaian kompetensi tentu kompetensi atau kecakapan atau Literasi Informasi, Literasi Media dan Komputer siswa akan sangat rendah karena sifatnya opsinal dan tidak terstruktur. Dari sisi guru tentu juga akan berdampak pada kompetesi profesional dimana pengetahuan guru akan STAG atau jalan ditempat bahkan terjadi penurunan karena tidak tersalurkan dalam proses pembelajaran yang Normal. Ukurannya mungkin akan nampak pada hasil UKG.
Mereka yang terlibat dalam pembuatan kebijakan ini tidak mengalami langsung kendala dilapangan meskipun katanya telah melibatkan sekolah dan organisasi profesi dalam penyusunannya karena sekolah yg dilibatkan adalah bukan sekolah rintisan awal K13 sehingga tidak bisa dijadikan potret begitu pula orang yang terlibat bukan mereka yang merintis kebijakan TIK diawal.
Menurut ANDA ? Apa harus menunggu awal tahun ajaran untuk menyadari kekeliruan ? "Dunia tidak akan hancur oleh mereka yang melakukan hal-hal yg jahat/buruk melainkan oleh mereka yang hanya menonton kejahatan/keburukan terjadi tanpa berbuat apapun." (Silahkan berkomentar pada link https://goo.gl/m9dS3J)
Terimakasih atas saran dan tanggapannya, segera akan dibalas !